23 Desember 2007

Flim_dokumenter 2

"vIola"

Malam itu hujan sangat deras sekali dengan iiringan suara gemuru petir menyembar keman-mana, suaranya membuat anak bermata sipit itu tidak bisa tidur karena ketakutan. tidak lama kemudian hatinya terketuk untuk mengambil sebuah pensil yang terlentang dimeja, karena tak sampai mengapainya anak itu bangun dan berjalan kearah pensil itu berada. suara petir terus mengahantui saat ulurkan tangan itu mengapai sebuah pensil favoritku yang lucu dan lembut. anak bermata sipit itu berhenti sejenak dan duduk berhadapan dengan meja yang diatasnya terdapat kumpulan-kumpulan karyanya, dengan lembut dia mmengangkat kertas itu satu demi satu dengan nada yang sesuai dengan judul yang ditulisnya."dengan pena aku berbuah karya","ibu tercinta","saat embun tiba","buku yang malang".anak bermata sipit itu mengambil selembar kertas kosong disampingnya, tidak menunggu suara petir itu tiba teman favoritnya mengajak dia bermain diatas keras kosong itu dengan hati gembira sampai keluar senyum yang manis diraut wajahnya. tiba-tiba anak bermata sipit itu dikejutkan oleh suara jam dinding dikamarnya dengan iringan musik dan ketukan lima kali, jam menunjukkan lima pagi telah datang.
serpian-serpian buku yang berserakan ditatanya kembali seperti semula dan raut diwajah kembali lagi kesepian menunggu sebuah jawaban yang tak pasti. baru sadar suara-suara petir itu sudah tidak terasa mengetuk telingaku lagi, anak bermata sipit itu tidak kuasa menahan ingin mengambilair wudhu untuk menjalankan perinth-NYA. salah satu kewajiban itu sudah selesai dikerjakanya dengan doa permohonannya yang dilantunkan kepada Tuhan.anak bermata sipit berjalan melangkah jauh dari tempat ibadahnya dengan mata merah berkaca-kaca untuk mengapai jendela kamar yang mengeluarkan sinar matahari esok. indah sekali pemandangan pagi yang cerah itu dengan awan yang biru kuning menyelimuti matahari yang mulai beraktifitas. tak heran pagi itu banyak suara-suara merdu yang setiap minggu pagi datang, burung-burung berkicau merdu dengan ketukan gesek ibu dihalaman dan suara anak lebih tua bermain bola seperti jordan.
anak bermata merah berkaca-kaca itu lenyap dalam alunan suara diluar jendela sana menyambut sang ibu menari-nari dihalaman dengan senjata lengkap, lalu menodongkan kearah anak bermata sipit itu dengan gembira riang.
============================bersambung
kutulis cerita ini bukan karena kisah yang dibuat-buat melainkan cerita yang keluar dari anak bermata indah dihatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar